Setiap tanggal 9 zulhijah, jamaah haji melakukan wukuf atau
berdiam/bermukim sementara di padang Arafah. Sesuai dengan hadits
Rasulullah saw, bagi yang tidak berhaji disunahkan untuk berpuasa
arafah. Sepintas sunah ini terasa simple, tetapi yang tidak mengerti ini
membuat bingung. Terutama kapan seharusnya melaksanakan puasa arafah
tersebut.
Saya sering mendengar ada orang-orang yang berpuasa “nge-pas-kan”
dengan waktu arafah. Jadi banyak yang berpuasa hari senin 15 november
2010 ini beralasan karena di arafah sana orang melakukan hari senin.
Bagi saya, jika ini alasannya berpuasa hari senin jelas membingungkan.
Kenapa? karena alasannya baseless, tidak pas, baik sesuai hadits-hadits
maupun secara penjelasan ilmiah.
Yang harus ditanya kembali kepada orang tersebut adalah: definisi
“mem-pas-kan” puasa arafah itu maksudnya apa? Kalau maksudnya
“mbarengi”(jam-nya orang wukuf) jelas tidak tepat. Jam 6 pagi (mulai
wukuf) di arafah belum tentu juga 6 pagi di belahan dunia yang lain.
Hanya daerah yang berada di sekitar Mekkah lah (yang berada di time-zone
yang sama) yang bisa pas melaksanakan puasa “mbarengi” orang wukuf.
Sedangkan di belahan dunia lain misalkan Jakarta, jika puasanya tanggal
15 november dia malah mendahului 4 jam. Jadi orang belum wukuf, orang
Jakarta sudah puasa duluan :)
Atau kalau mau lebih jauh lagi, kota di kota Honolulu (Hawaii- USA),
jam 6 pagi waktu Arafah itu mendekati maghrib waktu Honolulu dan jam 4
sore waktu arafah (bubaran wukuf) ternyata belum waktu subuh di
Honolulu. Tidak mungkin kan puasa malam-malam :-)
Jadi definisi “mbarengi” orang wukuf tidak bisa dijadikan alasan/hujah
untuk berpuasa tanggal 15 november. Sama absurdnya berkata: Saya mau
sholat subuh (di jakarta) ketika waktu subuh tiba di Mekkah… hehehe…
Kalau orang itu “mem-pas-kan” puasa arafah itu maksudnya adalah
menyamakan hari di Mekkah dan Jakarta berdasarkan tanggalan masehi juga
bagi saya tidak tepat. Misalkan, karena wukuf dilaksanakan hari senin 15
November, maka saya juga akan puasa arafah 15 November di Jakarta. Di
mana tidak tepatnya? Karena orang tersebut menyamakan hari wukuf dengan
tanggalan masehi (gregorian) sedangkan tanggalan islam adalah
lunar-based (berdasarkan bulan). Tanggal 9 julhijah di Arafah/Mekkah
hari senin, BELUM TENTU di jakarta juga hari senin.
Penentuan tanggal 1 bagi kalender islam itu sangat krusial. Penting
karena akan menjadi patokan untuk mengakhiri bulan sebelumnya dan
menjadi patokan tanggal 1 bulan berikutnya. Berbeda dengan tanggalan
masehi yang menghitung hari baru pada jam 00:00 am, kalender islam
menentukan pergantian di waktu ashar. Jadi misalkan bulan baru (new
moon) terlihat pada suatu petang, maka tanggal 1 dimulai dari waktu
ashar (beberapa nash mengatakan di waktu maghrib) petang tersebut.
Karena lokasi projeksi new moon itu berubah-ubah, maka konsekwensinya
garis batas tanggal (“international date line/IDL”) bagi pemakai
kalender hijriyah akan berpindah-pindah terus setiap bulannya. Oleh
sebab itu, jika pada suatu saat IDL terjadi di India, maka jam 01:00am
di Mekkah hari senin merupakan jam 05:00am hari MINGGU di Jakarta.
Mengapa bisa begitu? karena IDL merupakan garis dimulainya tanggal baru
(bayangkan seperti garis start/finish balapan F1). Di sistem GMT,
International Date Line tempatnya selalu sama sepanjang tahun: di
samudra pasifik. IDL menyebabkan Tahun Baru di Wellington (selandia
baru) akan terjadi lebih dahulu dari Tahun Baru di Honolulu padahal
Honolulu cuma “lebih ke timur” sedikit ketimbang Wellington. Nah, kalau
balik lagi ke alasan tadi bahwa puasa hari senin karena wukuf hari
senin berdasarkan masehi anda sekarang sudah tahu bahwa hari senin di
Jakarta BELUM TENTU hari senin di Mekkah berdasarkan sistem Lunar
(hijriyah).
Yang tepat adalah: Puasalah berdasarkan tanggal hijriyah, yaitu
tanggal 9 Zulhijah. Tidak mengapa Mekkah wukuf hari senin dan kita
berpuasa hari selasa berdasarkan Masehi. Karena menuruh sistem lunar
(hijriyah) itu masih sama-sama tanggal 9 zulhijah (selama kita konsisten
baik hisab ataupun rukyat). Kalau alasannya saya berpuasa hari senin
karena menurut hisab (hijriyah) tanggal 9 jatuh pada hari senin, itu
alasan yang juga tepat.
Intinya, berpuasalah berdasarkan waktu 9 Zulhijah. Terserah mau hisab
atau rukyat. Tapi jangan berpuasa dengan menyamakan hari nya sistem
Masehi. Meskipun mungkin sama-sama puasa hari senin, yang satu alasannya
ada dasarnya sementara yang satunya lagi ngaco berat.
-----------------------------------
Dikutib dari: Tikita's Blog